Syahril Ramadhan
F61114504
Arkeologi dan Pariwisata
Analisis SWOT Pada Perencanaan
Pariwisata Pada Situs Leang- Leang Maros
Situs Leang-leang Maros berada Jl. Poros Desa
Leang-Leang, Kampung Leang-leang, Desa Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, Provinsi, Sulawesi
Selatan degan Ketinggian 85 mdpl. Leang-leang Maros merupakan salah satu situs
Prasejarah yang ada di kawasan Kars Maros Pangkep. Pada situs Leang- leang
Maros terdapat 2 Goa yaitu Leang Pettae dan Leang pettakere.
Leang Pattae, termasuk tipe gua kekar lembaran,
dengan langit-langit gua yang sempit dan kurangnya proses travertine yang
terjadi di dalam rongga gua. Gua ini menghadap ke arah barat 2700 NE dengan
pintunya yang berukuran tinggi 7 meter dan lebar 12 meter. Suhu udara di dalam
gua berkisar 30 derajat Celsius dengan kelembaban rata berkisar 70 %, sedangkan
kelembaban rata-rata dinding gua berkisar antara 15-25 %. Potensi arkeologi
yang dimliki leang ini berupa; lukisan babi rusa 1 ekor dan 3 buah telapak
tangan negatif adapun posisi panel terletak di langit-langit bagian tengah
Adapun sikap gambar babi rusa sedang meloncat atau miring dan telapak tangan
sikap tegak 1 sedang yang 2 lagi miring. Akumulasi temuan yang teramati di
situs ini selain lukisan adalah artefak batu (mikrolit) yang menyebar dalam
pelataran gua dan buangan sampah dapur berupa kulit-kulit kerang yang
terdeposit di sisi pintu gua.
Leang Pettakere, Akumulasi data arkeologi yang
ditemukan terdiri atas lukisan dinding gua berupa gambar babi rusa 1 ekor dan gambar
cap telapak tangan 22 buah dan telapak tangan hingga siku 6 buah yang
kesemuanya menggunakan zat berwarna merah, posisi panel pada langit-langit
bagian tengah, dengan sikap gambar tegak 4, miring 8 dan rebah 16 temuan lain
berupa alat batu mikrolit termasuk mata panah yang sisinya bergerigi juga
ditemukan di situs ini tetapi tidak berada di dalam rongga dan pelataran gua,
justru menyebar di bagian lahan di bawah pelataran gua. Pada bagian lahan
dimana alat-alat batu ditemukan tersebar pula sampah dapur berupa kulit kerang
yang sudah terdeposit. Temuan lain yang tidak kalah menariknya dari situs ini
adalah perolehan tengkorak tanpa kerangka ketika BP3 Makassar pada tahun 1978
melaksanakan penggalian tanah untuk membuat pondasi tangga besi menuju pintu gua.
Analisis SWOT kawasan dilakukan untuk
menemukenali faktor-faktor kekuatan, kelemahan, dan peluang serta tantangan
yang dihadapi dalam pengembangan kawasan.
A. Kekuatan
(Strength)
1.
Dukungan
dari pemerintah melalui eksistensi kementerian Kehutanan, Direktorat Jenderal
PHKA, Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, serta perangkat yang ada
dibawahnya.
2.
Leang Leang Maros, Situs
Bersejarah yang Simpan Lukisan Tertua di Dunia.
3.
Aksesibilitas
yang mudah dari kota Makassar, Maros, Bone, dan Bandara Udara Internasional
Hasanuddin.
4.
Status
lahan dimiliki pemerintah sehingga mudah dalam pengelolaannya.
5.
Pegunungan Karst yang
sudah berumur ribuan tahun ini diakui sebagai kawasan karst terbesar kedua di
dunia setelah Guangzhou di China.
6.
Potensi alam yang indah
7.
bebatuan karst di
Leang-leang Maros ini hanya ditemukan di tiga loasi, juga dapat ditemukan hanya
di Guangzhou, China dan di Teluk Halong, Vietnam.
8.
Goa Leang Leang Maros
ini sangat menarik, karena goa ini dulunya sebagai tempat tinggal.
B. Kelemahan
(Weaknessess)
1.
Lemahnya
peran serta dan kelembagaan masyrakat, terutama masyarakat sekitar kawasan.
2.
Masih
lemahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.
Infrastruktur yang
belum begitu mendukung/memadai.
4.
Koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi yang lemah antar berbagai sektor
5.
Kekurangan
sumberdaya manusia, dalam menerapkan konservasi dan perlindungan terhadap
kawasan.
6.
Kurangnya
sarana transportasi umum menuju kawasan Situs Leang- leang Maros.
7.
Sebagian
Kawasan ditumbuhi lumut dan tumbuhan liar yang dapat merusak situs.
8.
Guide yang ada belum mengetahaui betul tentang Situs Leang-leang Maros.
C. Peluang
(Opportunities)
1.
Dukungan
lembaga-lembaga kemasyarakatan di tingkat lokal terhadap pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan.
2.
Situs
leang-leang sudah terkenal sampai kedunia.
3.
Tingginya
potensi dan minat wisatawan terhadap kegiatan wisata prasejarah.
4.
Selain sebagai wisata Prasejarah situs leang-leang
Maros juga bias di jadikan wisata alam terbuka.
5.
Dekat
dengan lokasi pariwisata kawasan taman nasional bantimurung
bulusaraung, sehingga wisatawan bias sekali pergi dalam berwisata.
D. Ancaman
(Threats)
1.
Masih
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di sekitar kawasan
2.
Kondisi
perekonomian masyarakat yang masih sangat bergantung pada ketersediaan sumber
daya alam di dalam kawasan.
3.
Kebijakan
investsi di dalam kawasan konservasi yang tidak menarik bagi para investor.
4.
Kesadaran sebagian besar masyarakat akan
lingkungan yang masih sangat rendah.
5.
Masih adanya wisatawan yang merasa
kondisi keamanan yang kurang kondusif.
6.
Munculnya fandalis- fandalis yang dapat
merusak situs.
7.
Adanya persaingan yang ketat antar
daerah dalam menarik jumlah wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar