Jumat, 25 Desember 2015

Analisis SWOT pada situ Leang-leang Maros

Syahril Ramadhan
F61114504
Arkeologi dan Pariwisata

Analisis SWOT Pada Perencanaan Pariwisata Pada Situs Leang- Leang Maros
Situs Leang-leang Maros berada Jl. Poros Desa Leang-Leang, Kampung Leang-leang, Desa Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten  Maros, Provinsi, Sulawesi Selatan degan Ketinggian 85 mdpl. Leang-leang Maros merupakan salah satu situs Prasejarah yang ada di kawasan Kars Maros Pangkep. Pada situs Leang- leang Maros terdapat 2 Goa yaitu Leang Pettae dan Leang pettakere.
Leang Pattae, termasuk tipe gua kekar lembaran, dengan langit-langit gua yang sempit dan kurangnya proses travertine yang terjadi di dalam rongga gua. Gua ini menghadap ke arah barat 2700 NE dengan pintunya yang berukuran tinggi 7 meter dan lebar 12 meter. Suhu udara di dalam gua berkisar 30 derajat Celsius dengan kelembaban rata berkisar 70 %, sedangkan kelembaban rata-rata dinding gua berkisar antara 15-25 %. Potensi arkeologi yang dimliki leang ini berupa; lukisan babi rusa 1 ekor dan 3 buah telapak tangan negatif adapun posisi panel terletak di langit-langit bagian tengah Adapun sikap gambar babi rusa sedang meloncat atau miring dan telapak tangan sikap tegak 1 sedang yang 2 lagi miring. Akumulasi temuan yang teramati di situs ini selain lukisan adalah artefak batu (mikrolit) yang menyebar dalam pelataran gua dan buangan sampah dapur berupa kulit-kulit kerang yang terdeposit di sisi pintu gua.
Leang Pettakere, Akumulasi data arkeologi yang ditemukan terdiri atas lukisan dinding gua berupa gambar babi rusa 1 ekor dan gambar cap telapak tangan 22 buah dan telapak tangan hingga siku 6 buah yang kesemuanya menggunakan zat berwarna merah, posisi panel pada langit-langit bagian tengah, dengan sikap gambar tegak 4, miring 8 dan rebah 16 temuan lain berupa alat batu mikrolit termasuk mata panah yang sisinya bergerigi juga ditemukan di situs ini tetapi tidak berada di dalam rongga dan pelataran gua, justru menyebar di bagian lahan di bawah pelataran gua. Pada bagian lahan dimana alat-alat batu ditemukan tersebar pula sampah dapur berupa kulit kerang yang sudah terdeposit. Temuan lain yang tidak kalah menariknya dari situs ini adalah perolehan tengkorak tanpa kerangka ketika BP3 Makassar pada tahun 1978 melaksanakan penggalian tanah untuk membuat pondasi tangga besi menuju pintu gua.
Analisis SWOT kawasan dilakukan untuk menemukenali faktor-faktor kekuatan, kelemahan, dan peluang serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan.
A.  Kekuatan (Strength)
1.    Dukungan dari pemerintah melalui eksistensi kementerian Kehutanan, Direktorat Jenderal PHKA, Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, serta perangkat yang ada dibawahnya.
2.    Leang Leang Maros, Situs Bersejarah yang Simpan Lukisan Tertua di Dunia.
3.    Aksesibilitas yang mudah dari kota Makassar, Maros, Bone, dan Bandara Udara Internasional Hasanuddin.
4.    Status lahan dimiliki pemerintah sehingga mudah dalam pengelolaannya.
5.    Pegunungan Karst yang sudah berumur ribuan tahun ini diakui sebagai kawasan karst terbesar kedua di dunia setelah Guangzhou di China.
6.    Potensi alam yang indah
7.    bebatuan karst di Leang-leang Maros ini hanya ditemukan di tiga loasi, juga dapat ditemukan hanya di Guangzhou, China dan di Teluk Halong, Vietnam. 
8.    Goa Leang Leang Maros ini sangat menarik, karena goa ini dulunya sebagai tempat tinggal.

B.  Kelemahan (Weaknessess)
1.    Lemahnya peran serta dan kelembagaan masyrakat, terutama masyarakat sekitar kawasan.
2.    Masih lemahnya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.    Infrastruktur yang belum begitu mendukung/memadai.
4.    Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi yang lemah antar berbagai sektor
5.    Kekurangan sumberdaya manusia, dalam menerapkan konservasi dan perlindungan terhadap kawasan.
6.    Kurangnya sarana transportasi umum menuju kawasan Situs Leang- leang Maros.
7.    Sebagian Kawasan ditumbuhi lumut dan tumbuhan liar yang dapat merusak situs.
8.    Guide yang ada belum mengetahaui betul tentang Situs Leang-leang Maros.  

C.  Peluang (Opportunities)
1.    Dukungan lembaga-lembaga kemasyarakatan di tingkat lokal terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
2. Situs leang-leang sudah terkenal sampai kedunia.
3.    Tingginya potensi dan minat wisatawan terhadap kegiatan wisata prasejarah.
4.    Selain sebagai wisata Prasejarah situs leang-leang Maros juga bias di jadikan wisata alam terbuka.
5.    Dekat dengan lokasi pariwisata kawasan taman nasional bantimurung bulusaraung, sehingga wisatawan bias sekali pergi dalam berwisata.

D.  Ancaman (Threats)
1.    Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di sekitar kawasan
2.    Kondisi perekonomian masyarakat yang masih sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya alam di dalam kawasan.
3.    Kebijakan investsi di dalam kawasan konservasi yang tidak menarik bagi para investor.
4.    Kesadaran sebagian besar masyarakat akan lingkungan yang masih sangat rendah.
5.    Masih adanya wisatawan yang merasa kondisi keamanan yang kurang kondusif.
6.    Munculnya fandalis- fandalis yang dapat merusak situs.
7.    Adanya persaingan yang ketat antar daerah dalam menarik jumlah wisatawan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar